Selasa, 17 Mei 2011

Jiwa Sang Penyair


Malam semakin bersikap dingin
Pada penyair yang lemah itu
Yang memandang pasrah pada langit
Disana hanya ada awan berarak
Hitam dan dingin seperti kematian

Ia semakin pasrah
Seperti pesakitan yang menghadapi pancungan
Karena waktu telah mengurungnya dalam malam
Yang semakin berjelaga
Membalut dingin, meremukkan tulang

Penyair itu berusaha bebas
Memberontak dengan sisa harapan
Yang semakin memudar disiram embun

Dengan satu sentakan ia berhasil bebas
Ia mendobrak tabir kegalauan
Lepas dari semua kegelapan
Namun bukan raganya
Melainkan hanya jiwanya

Ketahuilah kawan
Jiwa seorang penyair takkan pernah bisa mati
Ia bebas
Merdeka dari segala himpitan
Tak tergoda dengan hingar binger kemewahan

Jiwa sang penyair
Lepas, membersihkan malam yang berjelaga
Kini dengan penanya ia menari
Menanam sejuta bintang di langit
Merentang cahaya rembulan dari zenith hingga nadir

Jiwa sang penyair
Kini ia mampu memalui malam hingga jauh
Memberi cahaya pada mimpi
Cahaya harapan yang baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar